Tren Bisnis Rumahan yang Meledak di 2025, Kamu Sudah Coba?

Deepfake adalah teknologi berbasis artificial intelligence yang mampu memanipulasi wajah, suara, dan gerakan seseorang dalam video sehingga tampak nyata. Meski awalnya digunakan untuk hiburan dan inovasi teknologi, kini deepfake menjelma menjadi alat manipulatif yang berbahaya.
Deepfake berasal dari gabungan kata "deep learning" dan "fake". Teknologi ini menggunakan algoritma AI untuk mempelajari ekspresi dan suara seseorang, kemudian menirukannya dalam bentuk video yang seolah-olah asli. Contohnya, Anda bisa melihat selebriti yang tampaknya berkata atau melakukan sesuatu padahal itu tidak pernah terjadi.
![]() |
“Wajah ini tampak nyata, tapi semuanya buatan AI. Mengerikan?” |
Beberapa waktu lalu, sebuah video yang memperlihatkan seorang CEO perusahaan besar tengah mengucapkan kata-kata rasis viral di internet. Setelah ditelusuri, video itu ternyata deepfake yang sangat halus dan sulit dibedakan dari video asli. Kasus ini menunjukkan betapa bahayanya deepfake jika tidak diawasi.
Di satu sisi, deepfake dapat dimanfaatkan dalam film, game, dan edukasi. Tapi di sisi lain, teknologi ini menimbulkan dilema etika besar: apakah kita siap hidup di dunia di mana mata dan telinga kita bisa dibohongi oleh mesin?
Beberapa cara mendeteksi video deepfake antara lain:
Untuk mengatasi bahaya deepfake, perlu kerja sama antara pemerintah, platform digital, dan masyarakat umum. Teknologi deteksi harus terus dikembangkan, dan literasi digital harus ditingkatkan agar masyarakat tak mudah tertipu.
Deepfake adalah pedang bermata dua. Di tangan yang benar, ia bisa memberi hiburan dan inovasi. Tapi di tangan yang salah, ia menjadi alat penghancur reputasi dan pemicu konflik. Sudah saatnya kita waspada dan cerdas menghadapi era visual palsu yang makin nyata.
Komentar
Posting Komentar